Pages

Rabu, 12 Mei 2010

QANAAH DAN PENERAPANNYA

Qanaah menurut arti bahasanya adalah merasa cukup. Dan secara istilah qanaah berarti merasa
cukup atas apa yang dimilikinya. Misalnya, orang sudah diberi karunia rizqi oleh Allah SWT berupa
gaji setiap bulan atau laba dalam berdagang, maka dia merasa cukup dan bersyukur kepada-Nya. Allah
SWT sangat menyukai orang yang selalu bersyukur atas nikmat-Nya dan membenci orang yang kufur(ingkar) dari nikmat-Nya. Firman Allah SWT dalam Alquran:
Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan rnenambah (nikmat) kepadarnu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7)

Orang yang qana'ah selalu bersyukur dalam hidupnya. Contohnya, walaupun hanya makan
dengan garam, ia akan merasa nikmat tiada terhingga, karena ia tidak pernah berpikir tentang daging
yang tidak ada di hadapannya. Apalagi jika ia dapat makan dengan sayur atau daging. la pun akan
berusaha untuk membagi kenikmatan yang diterimanya itu dengan keluarga, kerabat, teman ataupun
tetangganya.
Meskipun demikian, orang-orang yang memiliki sikap qana'ah tidak berarti menerima nasib
begitu saja tanpa berusaha. Orang¬orang qana’ah bisa saja memiliki harta dan kekayaan yang sangat
banyak, namun harta dan kekayaannya tersebut ia sikapi dengan rambu-rambu Allah SWT, sehingga
apa pun yang dimilikinya tidak pernah melalaikannya dari mengingat Sang Maha Pemberi Rezeki.
Ketika berusaha mencari dunia, orang-orang gandah menyikapinya sebagai sebuah ibadah yang
mulia di hadapan Allah Yang Mahakuasa, sehingga ia tidak berani berbuat yang menghalalkan segala
cara. la yakin, tanpa menghalalkan segala cara pun ia tetap akan mendapatkan rezeki yang dijanjikan
Allah. la menyadari, posisi rezeki yang dicarinya tidak akan melebihi dari tiga hal. Pertama, rezeki
yang ia makan hanya akan menjadi kotoran. Kedua, rezeki yang ia pakai hanya akan menjadi benda
usang. Ketiga, rezeki yang ia nafkahkan akan bernilai di hadapan Allah SWT.
Selain itu, orang yang qana’ah akan mencari harta dan dunia untuk membekali dirinya agar
lebih kuat dalam beribadah, menafkahi keluarga. menyantuni orang lain, menguasai ilmu pengetahuan,
dan tidak membebani orang lain ketika Allah menimpakan kesulitan kepada dirinya
Lawan kata dari qanaah ini adalah tamak. Orang yang tamak adalah orang yang selalu merasa
kurang, kurang, dan terus merasa kurang, walaupun dia sudah mendapatkan karunia dan rizqi
berlimpah. Dengan demikian, orang yang tamak ini identik dengan rakus, semuanya ingin dimiliki.
Sudah punya satu, ingin dua; sudah punya dua, ingin tiga; sudah punya tiga, ingin empat, dan
seterusnya. Sudah mempunyai ini, ingin juga yang itu; sudah punya itu, masih ingin yang lain. Akan
semakin berbahaya apabila orang yang tamak ini tidak lagi menghiraukan mana yang halal dan mana
yang haram.
Orang yang tamak selalu mengukur kemuliaan dengan harta, dia merasa semakin banyak harta
maka akan menjadi semakin mulia. Dalam agama Islam diajarkan bahwa pada hakikatnya kemuliaan
itu tidak tergantung pada banyak sedikitnya harta, namun kepada kemurahan jiwa. Hadis rasulullah :
َلي  س اْلغنى  ع  ن َ كثْرة الْعر ِ ض ولك  ن اْلغنى  غنى النفْ ِ س. (متفق عليه)
Artinya : “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan
jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim)
Orang yang qana’ah akan senantiasa merasa tenteram dan merasa berkecukupan terhadap apa
yang dimilikinya selama ini. Karena meyakini bahwa pada hakikatnya kekayaan ataupun kemiskinan
tidak diukur dari banyak dan sedikitnya harta. Akan tetapi, terletak kepada kelapangan hatinya untuk
menerima dan mensyukuri segala karunia yang diberikan Allah SWT.
Hadis Rasulullah saw.
قَا َ ل : َق  د َأفَْل  ح م  ن َاسَل  م  ور ِ ز  ق َ كَفافًا   ع  ن  عب  د اللهِ ب ِ ن  ع  مٍرو َأنَّ  رسو َ ل اللهِ
 وَقنعه اللهُ ِب  ما َاتاه (رواه مسلم)
Artinya : “Dari Abdillah bin Amr, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Sungguh
beruntung orang yang beragama Islam dan dicukupkan rizqinya, kemudian merasa cukup dengan apa
yang diberikan Allah kepadanya.” (HR. Muslim)
Tidak sedikit orang yang secara materi melimpah, tetapi tetap merasa miskin, tamak, serakah,
dan rakus.
Sifat qana’ah merupakan mesin penggerak batin yang senantiasa mendorong manusia untuk
meraih suatu kemajuan hidup yang disesuaikan dengan kemampuan diri. Begitu pula segala gerak
langkah dan orientasi hidupnya selalu tergantung kepada Allah SWT.
Rasulullah saw bersabda :
 ع  ن  ح  كي ِ م ب ِ ن حزاٍم  ر ِ ض الله ُ عنه قَا َ ل  سَألْت  رسو َ ل اللهِ  صلَّى الله ُ عَليه  و  سلَّ  م َفَاع َ طاِنى
ُثم  سَألْته َفَاع َ طاِنى ُثم قَا َ ل: يا  ح  كيم انَّ ه َ ذا الْما َ ل  خ  ضر خلْ و. َف  من َا  خ َ ذه ِبسخا  وة نفْ ٍ س
بوِ ر  ك َله فيه  ومن َا  خ َ ذه ِباشرا  ف نفْ ٍ س َل  م يبا  ر  ك َله فيه وكَا َ ن َ كالَّ  ذ  ي يأْكُلُ  و َ لايسبع.
(متفق عليه)
Artinya: “Dari Hakim bin Hizam RA. Ia berkata : “Saya minta kepada nabi, maka beliau memberi
kepadaku. Kemudian saya meminta lagi dan diberinya lagi, kemudian beliau bersabda : “Hai Hakim!
Harta ini memang indah dan manis, maka siapa yang mengambilnya dengan kelapangan hati, pasti
diberikan keberkatan baginya. Sebaliknya siapa yang menerima dengan kerakusan pasti tidak berkah
baginya, bagaikan orang makan yang tak kunjung kenyang.” (HR. Bukhari Muslim)
Untuk menumbuhkan sifat qona’ah tentunya tidak langsung jadi dengan sendirinya. Agar bisa
mempunyai sifat itu, memerlukan latihan dan pembiasaan-pembiasaan sejak dini yang pada akhirnya
sifat tersebut akan mendarah daging dalam diri seseorang sebagai bagian dari hidupnya. Dengan
demikian, hatinya akan senantiasa merasa tenteram dan stabil selama di dunia serta senantiasa siap
menyongsong kehidupan di akhirat.
Qana’ah bukan berarti menerima apa adanya disertai dengan sikap malas, tetapi harus diiringi
dengan usaha keras. Jika usaha tersebut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, maka
harus diterima dengan sikap sabar. Sebaliknya jika usaha tersebut memperoleh hasil yang memuaskan,
maka yang menyertai adalah sikap syukur kepada Allah SWT.
Dengan sikap qona’ah ini berarti kita menanamkan pola hidup sederhana yang sehat, karena pada
dasarnya orang yang selalu mengejar-ngejar harta kekayaan hatinya tidak akan tenteram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar