Pages

Rabu, 12 Mei 2010

TAWADHU DAN PENERAPANNYA

PERILAKU TERPUJI
Iman seseorang dapat dibuktikan dengan beribadah kepada Allah SWT dan melakukan perbuatanperbuatan
(amal) saleh kepada sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan seseorang
tidak hanya tercermin dalam ibadahnya namun juga dalam perilaku sehari-hari. Perilaku seorang
mukmin dalam kehidupan sehari-hari telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. yaitu berupa akhlakakhlak
mulia (akhlaqul karirnah).
Rasulullah SAW merupakan teladan bagi seluruh umatnya. Segala perilaku Rasulullah SAW, baik
perkataan, perbuatan maupun kepribadiannya merupakan contoh yang baik untuk ditiru. Di antara
perilaku Rasulullah yang patut untuk ditiru adalah tawaddu', taat, qana'ah, dan sabar. Bagaimana
gambaran perilaku tersebut? Marilah kita kaji melalui uraian berikut!

TAWADHU DAN PENERAPANNYA
Tawaddu' berarti rendah hati, sehingga orang yang tawadhu senantiasa menempatkan dirinya tidak
lebih tinggi dari orang lain. Dengan demikian orang yang tawadhu mau menerima kebenaran, apapun
bentuknya dan dari siapapun asalnya. Ketika melakukan suatu kesalahan dan diingatkan, maka orang
yang tawadhu segera mengakuinya serta berterima kasih kepada orang yang mengingatkan. Mengapa
demikian? Kren aorang yag tawadhu menyadari bahwa sebagai makhluk dirinya tentu masih
mempunyai kekurangan, dan hanya Allah SWT yang sempurna.
Itulah gambaran orang yang tawadhu? Bagaimana dengan kalian? Apakah dalam kehifupan sehari-hari
sudah berlaku demikian?
Lawan sifat tawadhu adalah sombong atau takabur. Orang yang takabur selalu merasa lebih tinggi dari
orang lain. Dengan demikian orang yang sombong pasti sulit diingatkan, bahkan tidak jarang kalau
diingatkan akan marah. Dia tidak menyadari bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan.
Setiap muslim ditekankan agar selalu bersikap tawaddu'. Tawaddu' membuat seseorang disenangi dan
disegani orang lain. Perhatikan contoh berikut! Ada seorang juara kelas yang pandai namun rendah
hati. Walaupun pandai, ia tidak menyombongkan diri. Ia merasa bahwa masih banyak orang lain yang
lebih pandai darinya. Kepandaiannya hanya sebagian kecil dibandingkan kepandaian Allah SWT. Ia
juga dengan murah hati membagi kepandaiannya dan mau belajar kepada orang lain. lbarat ilmu padi.
semakin berilmu maka is semakin merendah. Teman-teman di kelas pasti menyenanginya.
Contoh lain, ada seorang konglomerat (orang kaya) yang tidak sombong dengan kekayaannya. Ia
selalu mengeluarkan zakat dan sedekah kepada fakir miskin. Baginya, di dunia ini tidak ada orang
yang kaya karena kekayaan hanyalah milik Allah SWT. Harta yang dimilikinya tidak lain hanyalah
titipan Allah SWT yang harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Siapa yang tidak senang dengan
orang yang memiliki sifat ini?
Allah SWT sangat menyukai orang yang memiliki akhlak tawaddu' dan sangat membenci
orang yang sombong dan takabbur. Firman Allah SWT dalam Alquran:
Artinya: Dan harnba-harnba Tuhan Yang Ma ha Penyayang itu (adalah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil men yapa mereka, mereka mengticapkan
kata-kata yang baik. (QS. Al Furcan: 63)
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut jelas bahwa orang yang memiliki sifat tawaddu adalah
hamba-hamba yang disayangi Allah SWT. Salah satu ciri sifat tawaddu' adalah selalu berbuat baik
termasuk kepada orang-orang yang bodoh.
Untuk memiliki dan mengembangkan sifat tawaddu' memang tidak mudah. Perlu pembiasaan secara
bertahap. Ada beberapa langkah awal yang bisa dilakukan untuk melatih munculnya sifat tawaddu'.
antara lain sebagai berikut.
1.Mengenal Allah
Dengan mengenal Allah beserta sifat-sifatnya, maka akan muncul kesadaran bahwa manusia adalah
makhluk yang sangat lemah dan kecil. Begitu kuasa, kaya, dan besamya Allah. Oleh karena itu
tidaklah pantas bagi manusia untuk menyombongkan diri.
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, clan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan Kati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl
: 78)
2.Mengenal diri
Dilihat dari asal usulnya. manusia berasal dari setetes air mani yang hina. Kemudian manusia lahir ke
dunia tanpa daya dan tidak mengetahui apapun.
Firman Allah SWT dalam Alquran:
Oleh karena itu manusia tidak berhak sombong. Sudah seharusnyalah manusia bersikap tawaddu',
sebab ia lemah dan tidak banyak mempunyai pengetahuan.
3. Mengenal kekurangan diri
Seseorang dapat terjebak pada kesombongan bila ia tidak menyadari kekurangan yang ada pada
dirinya. Botch jadi seseorang mengira bahwa dirinya telah banyak melakukan kebaikan. padahal ia
justru melakukan kerusakan dan aniaya.
Oleh karena itu setiap muslim hams selalu melakukan introspeksi diri sebelum melakukan, saat
melakukan, dan sesudah melakukan sesuatu. Hal itu dilakukan setiap muslim agar sadar akan
kekurangan dirinya sejak dini, sehingga ia akan bersikap tawaddu' dan tidak sombong kepada orang
lain.
4. Merenungkan nikmat Allah
Pada hakikatnya, seluruh nikmat yang dianugerahkan Allah kepada hamba--Nya adalah ujian untuk
mengetahui siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur. Namun banyak di antara manusia yang tidak
menyadari hal tersebut, sehingga mereka membanggakan dan menyombongkan nikmat yang Allah
berikan kepadanya.
Semua manusia pada hakekatnya diciptakan sama. la berasal dari bahan yang sama dan keturunan
yang satu. yaitu Adam dan Hawa. Tidak ada kelebihan antara satu dengan yang lainnya dihadapan
Allah SW I' kecuali derajat ketakwaannya. Memang benar di dunia ini manusia terbagi alam dua
golongan sifat yang saling berlawanan: ada yang kaya ada pula yang miskin, ada yang pintar ada pula
yang bodoh, ada yang normal ada pula yang cacat. ada yang tinggi ada pula yang pendek. Hal ini tidak
bisa dipungkiri, karena memang merupakan ketentuan Allah (sunnatullah). Sikap tawadclu'-lah yang
berfungsi untuk menyamakan dua golongan sifat itu pada satu derajat dan satu kedudukan, sehingga
tidak ada lagi yang merasa lebih tinggi ataupun lebih rendah ketimbang lainnya

sumber : Mapel PAI kelas VII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar